|
|
MUTAKHIR ini kita selalu saja mendengar berita tentang musibah (bencana) yang berlaku di serata dunia. Alam seolah-olah begitu murka dengan keserakahan umat manusia yang dengan rakus mengeksploitasinya tanpa henti.
Mengapakah musibah selalu saja menimpa kita? Mungkin kita akan menemukan banyak pendapat mengapa ini terjadi.
Ahli geologi akan mengatakan: "Ini hanya peristiwa alam biasa". Para dukun pula akan mengatakan: "kejadian-kejadian tersebut adalah penanda pergantian zaman".
Namun semua yang demikian adalah pendapat saja. Dalam pandangan al-Quran, musibah-musibah adalah merupakan ketentuan (takdir) yang telah digariskan oleh Allah SWT.
Firman Allah SWT yang bermaksud:
Katakanlah: Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami. Dialah pelindung kami, dan hanyalah kepada Allah orang yang beriman harus bertawakal. (at-Taubah: 51).
Pada ayat ini, Allah menegaskan bahawa setiap peristiwa yang terjadi semuanya telah digariskan Allah. Dan hanya kepada Allah, kita berlindung.
Mengapakah Allah menimpakan bencana kepada umat-Nya, umat yang mengimani dan menyembah-Nya dalam ajaran yang benar dan hak? Mengapa bukan orang-orang kafir saja ditumpaskan dengan bencana?
Jawabnya adalah kerana di sebalik setiap takdir, pastilah terdapat makna yang tersembunyi. Ini termasuklah dalam beberapa musibah yang melanda kita. Dan bagi yang tertimpa musibah, setidak-tidaknya dapat memetik hikmah atas apa yang menimpa mereka.
Mereka yang lolos dari bencana adalah orang-orang yang beruntung kerana masih sempat ditegur oleh Allah SWT. Mereka yang lolos masih diberi kesempatan oleh Allah untuk memperbaiki kualiti ketakwaan, keimanan dan hidupnya.
Mereka masih sempat meminta keampunan kepada Allah atas segala kesalahan yang mereka lakukan serta berbuat kebajikan sepanjang sisa hidupnya untuk menghapuskan dosa.
Sesungguhnya, bencana menjadi teguran bagi mereka yang selamat, demikian pula bagi mereka yang berada jauh dari tempat kejadian. Orang-orang yang tidak terkena bencana, mendapatkan cubaan dari kesan bencana. Mereka yang selamat (senang) berkewajipan menolong yang kepayahan. Mereka yang hidup berkewajipan menyelenggara-kan jenazah bagi yang meninggal.
Mereka yang masih memiliki banyak harta, berkewajipan memberi makanan dan pakaian serta menolong dengan segenap kemampuan kepada mereka yang kehilangan segalanya.
Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud:
Barang-siapa melepaskan kesusahan seorang muslim dari kesusahan dunia, Allah akan melepaskan kesusahannya pada hari kiamat; barang siapa memudahkan seorang yang mendapat kesusahan, Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan akhirat; dan barang siapa menutupi (aib) seorang muslim, Allah akan menutupi (aibnya) di dunia dan akhirat; dan Allah selalu akan menolong hambanya selama ia menolong saudaranya. (riwayat Muslim).
Dalam hadis yang lain Nabi SAW bersabda yang bermaksud: Hak seorang Muslim atas seorang Muslim yang lain ada enam. Di antara para sahabat ada yang bertanya: Apa saja ya Rasulullah? Baginda menjawab: Bila kamu berjumpa dengannya ucapkan salam. Jika ia mengundangmu, penuhilah. Jika ia meminta nasihat kepadamu, nasihatilah. Jika ia bersin dan memuji Allah hendaknya kamu mendoakannya, dan jika ia sakit jenguklah, dan jika ia mati hantarkanlah jenazahnya…. (riwayat Muslim)
Bencana juga adalah teguran Allah kepada orang-orang beriman yang lalai menjalankan perintah-Nya. Kita selalu saja tidak dapat memperbaiki diri, sikap dan perbuatan. Padahal bencana yang terjadi ini adalah akibat dari perbuatan dan helah kita sendiri sebagai bangsa.
Jika alam di negeri kita rosak, siapakah yang merosakkannya? Tentu kita sendiri yang menjadi puncanya.
Firman Allah SWT yang bermaksud: Telah nampak kerosakan didarat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (ar-Rum: 41).
Adapun bagi kita semua, rentetan musibah yang terjadi hendaklah menjadi tazkirah (pengingat) bahawa bencana tersebut dapat terjadi ditempat kita jika Allah SWT menghendaki.
Seharusnyalah kita selalu berdoa, bertaqarrub dan beristighfar semoga Allah SWT selalu menganugerahkan keselamatan dan keampunan bagi kita semua.
Peringatan daripada Allah yang berupa bencana menunjukkan Allah masih sayang kepada hamba-hamba-Nya dan menghendaki mereka untuk kembali ke jalan yang diredai-Nya.
Sesungguhnya, kerosakan alam selalu mengakibatkan kerugian bagi warga di sekelilingnya, terutama rakyat kecilnya.
Siapa yang lebih kuat harus melindungi yang lemah. Siapa yang berkemampuan harus menolong yang sedang dalam kesusahan dan siapa yang selamat harus bersedia menolong yang terkena musibah.
Kita semestinya merasa takut jika tidak menolong, padahal kita mampu. Kita semestinya merasa malu kepada Allah jika tidak membantu mereka yang sedang kesusahan, padahal kita sedang banyak memiliki kelonggaran.
Dengan berbuat demikian, maka umat akan bersatu dan kesatuan umat Islam akan semakin kukuh selepas berlalunya bencana. Sedarlah bahawa selalu ada hikmah di balik setiap kejadian yang tampak mengerikan.
Sesungguhnya, bencana merupakan ujian bagi umat Islam.
No comments:
Post a Comment